Sebutkan
apa saja keuntungan membangun sistem menggunakan metode prototipe dan
langkah-langkah dalam pembuatan Sistem Informasi menggunakan metode tersebut…
Prototyping
Prototyping adalah
salah satu metode siklus hidup
sistem yang didasarkan pada konsep model bekerja. Prototyping adalah
bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau bagian dari suatu sistem. Prototyping adalah
proses pengembangan model awal tersebut untuk digunakan terlebih dahulu dan
ditingkatkan terus menerus sampai didapatkan sistem yang utuh, artinya sistem
akan dikembangkan lebih cepat daripada metode tradisional dan biayanya menjadi
lebih rendah. Tujuan dari Prototypingialah untuk memperkecil resiko
rekayasa-ulang proses bisnis. Bila tidak mungkin dibuat prototipe-nya, maka
dengan inovasi bertahap, sedemikian rupa sehingga manajemen dapat memimpin
melalui serangkaian perubahan yang layak. Prototype dapat memberikan ide
bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk
lengkapnya.
Terdapat dua macam prototype, yaitu:
-
Prototype yang akan dikembangkan menjadi
system operasional, bentuk ini sering disebut sebagaievolutionary protoyipe.
-
Prototype yang hanya akan menjadi cetak
biru (blue print) dari system yang dikembangkan, bentuk ini sering disebut
sebagai throwaway prototype.
Manfaat
digunakannya prototype adalah membuat pengembang sistem dan pemakai
mempunyai ide tentang bagaimana bentuk akhir dari sistem akan bekerja. Adapun
kegiatan menghasilkan prototypedisebut juga dengan prototyping.
Tahap
proses pembuatan prototype pertama (evolutionary prototype):
-
Tentukan kebutuhan. Tentukan apa
kebutuhan user. Analis sistem mewawancarai user untuk
mendapatkan ide tentang apa yang diinginkan oleh user dari sistem
yang akan dikembangkan.
-
Membuat prototype, pada tahap
ini analis sistem bekerja sama dengan ahli computer yang lain, dengan
memanfaatkan satu atau beberapa alat bantu untuk pembuatan dan pengembanganprototype.
-
Evaluasi, pada tahap ini analis sistem
memperkenalkan prototype kepada user, menuntun user untuk
mengenali karakteristik dari prototype. Dari kesempatan uji coba ini, user akan
memberikan pendapatnya pada analis sistem. Kalau prototype diterima
dilanjutkan ke tahap 4. Kalau ada perbaikan maka langkah berikutnya adalah
mengulangi tahap1, 2 dan 3 dengan pengertian yang lebih baik tentang apa
yang diinginkan oleh user.
-
Gunakan Prototype. Prototype menjadi
sistem yang operasional.
Tahap-tahap
proses pembuatan prototype tipe kedua (throwaway prototype):
-
Tentukan kebutuhan. Tentukan apa
kebutuhan user. Analis sistem mewawancarai user untuk
mendapatkan ide tentang apa yang diinginkan oleh user dari sistem
yang akan dikembangkan.
-
Buat prototype. Analis sistem
bekerja sama dengan ahli computer yang lain, dengan memanfaatkan satu atau
beberapa alat bantu untuk pembuatan prototype, mengembangkanprototype.
-
Evaluasi. Analis sistem memperkenalkan prototype kepada user,
menuntun user untuk mengenali karakteristik dari prototype. Dari
kesempatan uji coba ini, user akan memberikan pendapatnya pada analis
sistem. Kalau prototype diterima dilanjutkan ketahap 4. Kalau ada
perbaikan maka langkah berikutnya adalah mengulangi tahap1, 2 dan 3 dengan
pengertian yang lebih baik tentang apa yang diinginkan oleh user.
-
Program sistem. Pemrogram memanfaatkan prototype sebagai
pedoman untuk mengembangkan sistem yang operasional.
Persamaan dan perbedaan dari dua prototype tersebut
adalah :
-
Pada tipe pertama, prototype yang
dibuat akan menjadi sistem operasional. Artinya prototypedikembangkan
sesuai dengan karakteristik dan bentuk akhir dari produk yang diinginkan.
-
Pada tipe kedua, prototype yang
dibuat hanya akan memperlihatkan perkiraan bentuk sistemnya saja, tidak berisi
komponen-komponen penting lainnya.
-
Manfaat
dilakukanya prototyping:
-
Terjadi komunikasi antara user dengan
pengembang sistem, sehingga Analis sistem dapat bekerja lebih baik dalam
menentukan kebutuhan user
-
Peningkatan peran user pada pengembangan
system
-
Sistem dapat dikembangkan lebih cepat
-
Tahap implementasi menjadi lebih mudah,
karena user sudah mengenali apa yang dapat dihasilkan oleh sistem yang
dikembangkan.
Ciri-ciri prototype yang
baik adalah :
-
Beresiko tinggi. Problemnya tidak
terstruktur dengan baik, perubahan-perubahan sering terjadi sepanjang waktu,
dan kebutuhan datanya tidak tentu.
-
Dialog User – Komputer. Tampilan layar sebagai sarana interaksi antara user dengan
computer.
-
Banyak User. Kesepakatan untuk rancangan
rinci sulit diperoleh tanpa ebuah bentuk yang dapat diperlihatkan kepada user.
-
Ingin cepat selesai. User ingin segera
melihat bagimana sistem bekerja
-
Singkat. Sistem hanya dipakai untuk
jangka waktu yang singkat saja.
-
Inovatif. Sistem adalah sesuatu
yang sangat inovatif, me-manfaatkan teknologi perangkat keras maupun perangkat
lunak yang canggih (terbaru).
-
Berubah-ubah. Sistem memahami apa yang
diinginkan oleh user Aplikasi yang tidak mempunyai cirri-ciri seperti diatas,
umumnya dapat dikembangkan dengan Daur Hidup Pengangmabnag Sistem Tradisional
(klasik).
Referensi :